Tag Archives: habitat katak

Tahukah kamu : Perbedaan katak dan kodok ?

Standard

Selama ini kebanyakan orang menganggapa bahwa katak dan kodo merupakan spesies yang sama. Namun ternyata kedua hewan ini berbeda, bentuk serta bagian tubuhnya memang mirip. Tapi tentu saja mereka berbeda.

Katak

Katak menggunakan kaki belakangnya yang kuat dan panjang untuk melompat jauh. Kemudian katak memiliki kulit lebih halus dan basah. Kebanyakan katak hidup di air atau dekat dengan air serta berenang dengan kaki selaputnya yang kuat.

Sedangkan kodok berbeda dengan katak. Kodok melompat dengan lemah karena kaki belakangnya yang lebih pendeh dari katak. Kodok memiliki kulit yang lebih kering dan berbintil seperti kutil. Kodok lebih menyukai hidup di daratan kering.

Sudah sejak lama kodok dan katak dikenal manusia sebagai salah satu makanan lezat. Di rumah-rumah makan Tionghoa, masakan kodok dan katak terkenal dengan nama swie kee. Disebut ‘ayam air’ (swie: air, kee: ayam) demikian karena paha kodok dan katak yang gurih dan berdaging putih mengingatkan pada paha ayam. Selain itu, di beberapa tempat di Jawa Timur, telur-telur kodok dan katak tertentu juga dimasak dan dihidangkan dalam rupa pepes telur kodok dan katak.

kodok goreng

Katak dan kodok berperan sangat penting sebagai indikator pencemaran lingkungan. Tingkat pencemaran lingkungan pada suatu daerah dapat dilihat dari jumlah populasi katak yang dapat ditemukan di daerah tersebut. Latar belakang penggunaan katak dan kodok sebagai indikator lingkungan karena katak dan kodok merupakan salah satu mahluk purba yang telah ada sejak ribuan tahun lalu. Jadi katak tetap exist dengan perubahan iklim bumi.

Tentunya hanya pengaruh manusialah yang mungkin menyebabkan terancamnya populasi katak dan kodok. Salah satunya adalah pembuangan limbah berbahaya oleh manusia ke alam. Limbah berbahaya inilah yang bisa mengancam keberadaan katak pada daerah yang tercemar. Selain itu, karena pentingnya kedudukan katak dan kodok dalam rantai makanan, maka pengurangan jumlah katak dan kodok akan menyebabkan terganggunya dinamika pertumbuhan predator katak dan kodok. Bahkan terganggunya populasi katak dapat berakibat langsung dengan punahnya predator katak dan kodok.

Akan tetapi yang lebih mengancam kehidupan katak dan kodok sebenarnya adalah kegiatan manusia yang banyak merusak habitat alami kodok, seperti hutan-hutan, sungai dan rawa-rawa. Apalagi kini penggunaan pestisida yang meluas di sawah-sawah juga merusak telur-telur dan berudu katak dan kodok, serta mengakibatkan cacat pada generasi kodok dan katak yang berikutnya(id.wikipedia.org).